Satu hari Nasruddin mengendarai keledai secara terbalik, Nasruddin mengendarai keledai dengan menghadap ke belakang.
"Nasruddin !", "Kau mengendarai keledai dengan duduk menghadap ke belakang !"
"Tidak !,"jawab Nasruddin, "Bukan berarti saya duduk terbalik, saya hanya sedang tertarik memperhatikan darimana saya pergi, teman."
43.MENGENDARAI KELEDAI TERBALIK 02
Satu hari Nasruddin mengendarai keledai secara terbalik, Nasruddin mengendarai keledai dengan menghadap ke belakang.
"Nasruddin !", "Kau mengendarai keledai dengan duduk menghadap ke belakang !"
"Tidak !,"jawab Nasruddin, "Keledai ini menghadap ke jalan yang salah.
Satu hari Nasruddin mengendarai keledai secara terbalik, Nasruddin mengendarai keledai dengan menghadap ke belakang.
"Nasruddin !", "Kau mengendarai keledai dengan duduk menghadap ke belakang !"
"Tidak !,"jawab Nasruddin, "Keledai ini menghadap ke jalan yang salah.
44.MENGENDARAI KELEDAI TERBALIK 03
Satu hari Nasruddin mengendarai keledai secara terbalik, Nasruddin mengendarai keledai dengan menghadap ke belakang.
"Nasruddin !", "Kau mengendarai keledai dengan duduk menghadap ke belakang !"
"Tidak !,"jawab Nasruddin, "Keledai ini ingin menghadap ke jalan yang itu, sedangkan saya ingin menghadap ke jalan yang berlawanan, jadi kita berkompromi teman.
45.PELAYAN FEHMI PASHA
Nasruddin seorang yang miskin dan pengangguran tapi kadang-kadang ia punya uang kecil untuk untuk membeli kacang dan pilaf di sebuah rumah makan murah. Sambil makan dia mengawasi orang-orang di luar yang lalu lalang dari sudut matanya. Dia lama mengawasi seorang pembual yang tampan dibalik kerumunan orang. Lelaki itu berpakaian sangat bagus dengan turban beludru, rompi bersulam warna perak, kemeja sutera, celana satin dan scimitar keemasan.
Nasruddin menunjuk orang laki-laki itu dan bertanya pada penjaga rumah makan, "Siapakah yang berdiri di sana itu ?"
"Ia adalah pelayan Fehmi Pasha."
Nasruddin mengawasinya dari jauh dan kemudian dia memandang ke arah langit dan berkata, "Oh Tuhanku, lihatlah pelayan Fehmi Pasha sedangkan pelayan-Mu seperti ini di sini."
46.JAWABAN YANG MAHAL
Nasruddin membuka suatu warung dengan suatu papan pengumuman sebagai berikut :
"DUA PERTANYAAN APAPUN POKOK BAHASANNYA YANG DAPAT DIJAWAB HANYA 100 KEPING AKCHE"
Seorang laki-laki yang mempunyai dua pertanyaan yang sangat mendesak menyerahkan uangnya, dan berkata :
"100 keping akche untuk 2 pertanyaan adalah harga yang mahal. Bukankah demikian Nasruddin ?"
"Ya", jawab Nasruddin, "Dan pertanyaan yang berikutnya apa ?"
47.TAGIHAN
Nasruddin sedang melintas di depan sebuah toko, tiba-tiba penjaaga toko yang melihatnya meneriaki Nasruddin untuk segera melunasi hutangnya.
"Sahabatku," jawab Nasruddin, "berapa banyak hutangku padamu ?"
"75 piaster," teriak penjaga toko dengan marah.
"Sekarang," jawab Nasruddin. "Kau harus tahu jika aku akan membayar hutangku sebesar 30 piaster besok dan 30 piaster lagi bulan depan. Jadi aku hanya berhutang sebesar 5 piaster kepadamu. Apa kau tidak malu meneriaki aku demikian rupa hanya untuk 5 piaster ?"
48.BIARKAN SAJA ITU TERJADI
Nasruddin biasa berdiri di jalan pada hari pasar, dan seperti biasanya pula ia diejek sebagai seorang yang bodoh. Masalahnya bagaimanapun orang-orang menawarkan kepadanya koin yang bernilai tinggi dan rendah Nasruddin pasti selalu memilih koin yang bernilai paling kecil. Suatu hari seorang yang baik menasehatinya.
"Nasruddin, kamu seharusnya mengambil koin yang bernilai besar. Lalu kamu akan memiliki banyak uang dan orang-orang tidak akan mengejekmu sebagai seorang idiot dan menertawakanmu." Begitu kata orang baik itu.
"Hal tersebut boleh jadi benar", jawab Nasruddin. "Tapi jika aku mengambil koin yang bernilai besar, orang-orang akan berhenti menawariku uang untuk membuktikan bahwa aku lebih bodoh daripada mereka. Lalu aku tidak akan mendapatkan uang lagi.
49.HAMPIR SAJA
Satu malam Nasruddin terbangun, Ia merasa mendengar suara aneh di dekat jendela kamarnya. Ketika menyelidikinya, Ia melihat bayangan putih yang mencurigakan.
"Siapa di situ ?" Teriak Nasruddin.
Karena tidak ada jawaban, maka Nasruddin mengambil busur dan anak panahnya, membidiknya kemudian menembak pada sosok yang misterius itu.
Saat pagi hari, Nasruddin memeriksa sekitar jendela rumahnya dan menemukan baju putihnya yang tergantung pada tali jemuran dengan sepucuk anak panah di tengahnya.
"Hampir saja !" Gerutu Nasruddin. "Bajuku terpanah. Untung saja aku tidak di situ memakainya saat itu."
50.RAHASIA AWET MUDA
Satu hari Nasruddin ditanya tentang rahasia awet muda.
"Jaga kakimu tetap hangat, jaga kepalamu tetap dingin, hati-hati dengan apa yang kau makan dan jangan berpikir terlalu banyak."
51.CIRI MANUSIA TERBAIK
Satu hari seseorang bertanya pada Nasruddin, "Apa ciri dari manusia terbaik ?"
"Seorang filosof pernah berkata kepadaku tentang hal tersebut. Dia bilang ada 2 cirinya. Dia lupa yang satu dan dia memberitahukan sisanya kepadaku. Tapi sejujurnya aku katakan kepadamu kalau akupun lupa yang satu itu sekarang."
52.CAHAYA MALAM
Satu hari Nasruddin ditanya, "Manakah yang paling berharga bagi manusia, matahari atau bulan ?"
"Tentu saja bulan, karena kita butuh banyak cahaya saat malam tiba."
53.CANDA TERAKHIR
Nasruddin sudah demikian tua dan semain mendekati saat kematiannya. Istrinya mengetahui bahwa akhir hayatnya sudah semakin dekat dan menunjukkan rasa duka citanya dengan mengenakan pakaian hitam-hitam dan tidak berhias diri.
"Ada apa ini ?" Tanya Nasruddin dengan nada lemah dan menahan rasa sakitnya. "Bukallah kerudungmu, cuci wajahmu dan sisir rambutmu. Buatlah dirimu cantik seperti biasanya. Kenakanlah pakaian terbaikmu."
"Bagaimana mungkin aku melakukannya sementara suami tersayangku terbaring di ranjang kematiannya ?" Jawab istrinya dengan sedih.
Dengan senyum simpulnya Nasruddin berkata pada dirinya dan kemudian berkata pada istrinya, "Yah, barangkali saat Malaikat Maut datang, Ia akan melihatmu yang cantik seperti pengantin muda dan Ia akan membawamu serta tetap mendampingiku."
Dengan canda terakhir itu Nasruddin tertawa perlahan dengan bahagia kepada dirinya, mengucapkan kalimat toyyibah dan dengan bahagia menutup mata selama-lamanya.